Senin, 31 Desember 2012

Fase Belajar Motorik Tingkat Kedua


Fase belajar motorik adalah suatu fase yang menggambarkan keadaan penguasaan keterampilan motorik seseorang dalam dalam melaksanakan gerakan-gerakan olahraga. Bertujan untuk mengoptimalkan semua gerakan sesuai dengan cabang olah raga yang diambil/dilatih, baik tentang penguasaan teknik, taktik, dan mental dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Fase belajar motorik tingkat kedua merupakan fase penguasaan keterampilan motorik koordinasi halus. Fase ini adalah fase belajar setelah individu belajar secara kasar. Di fase ini bisa juga disebut dengan fase lanjutan dari fase pertama.

Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat kedua
1. Semakin meningkatnya kualitas gerakan.
2. Penerimaan informasi melalui otot semakin meningkat.
3. Peningkatan kecepatan dalam mengkonstruksi gerakan.
4. Semakin lengkap konstruksi gerakan yang dibangun.
5. Adanya simpanan motorik/ingatan yang dimiliki.
6. Motivasi belajarnya mulai stabil dan tidak terganggu dengan kegagalan.
7. Keberanian dan keyakinan dalam melakukan gerakan semakin meningkat.

Ciri-ciri khusus fase belajar motorik tingkat kedua
1. Struktur gerakan
Struktur gerakan merupakan hubungan antara fase awal, utama, akhir dalam suatu gerakan. Pada fase belajar motorik tingkat kedua ini ketiga tahapan diatas dapat ditandai dengan pada fase awal → dapat merencanakan dan mempersiapkan gerakan yang akan dilakukan, fase utama → dapat melakukan gerakan dengan baik dan tujuan gerakan tercapai, fase akhir → dapat mengembalikan keseimbangan dengan baik.

2. Irama gerakan
Irama gerakan adalah ciri-ciri yang menggambarkan antara pelaksanaan bagian-bagian gerakan dengan dimensi ruang dan waktu yang digunakan pada setiap gerakan. pada fase ini dicirikan irama yang tersendat-sendat dan kaku sudah tidak terlihat. Hal ini dikarenakan efek dari semakin meningkatnya peran dan fungsi alat penerima informasi kinestetik (otot-otot) dan perbaikan kemampuan antipasi gerakan.

3. Hubungan gerakan
Hubungan gerakan adalah suatu proses transfer impuls tenaga dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke alat gerak yang lain sehingga terjadi hubungan gerak. Pada fase ini dicirikan memiliki hubungan gerak yang cukup baik karena semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas pengalaman gerakan yang dimiliki oleh individu dan semakin meningkatnya peran dan fungsi alat analisator informasi kinestetik.

4. Luas gerakan
Luas gerakan adalah penggunaan ruangan atau lintasan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu gerakan. Pada fase ini semakin meningkatnya efisiensi dan efektivitas penggunaan ruangan dalam pelaksanaan gerakan.

5. Kelancaran gerakan
Kelancaran gerakan adalah ciri-ciri yang menggambarkan kontinuitas, kecepatan/percepatan dari jalannya suatu gerakan. Pada fase ini semakin terlihat gerakannya mulus dan lancar. Semakin membaiknya hubungan gerakan yang dimiliki seseorang mengakibatkan semakin meningkatnya kualitas kelancaran gerakan.

6. Kecepatan gerakan
Kecepatan gerakan adalah cepat lambatnya gerakan yang disebabkan latihan berulang-ulang. Pada fase ini individu telah dapat memanfaatkan kecepatan gerakan yang dimiliki untuk penguasaan atau mempelajari keterampilan motorik tertentu.

7. Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Ketepatan gerakan adalah kesesuaian gerakan terhadap tujuan yang ingin dicapai atau kesesuaian perencanaan dengan hasil yang diperoleh dari gerakan. Kekonstanan gerakan adalah ketepatan gerakan yang diraih dalam melakukan bentuk-bentuk gerakan yang sama secara bersama-sama. Pada fase ini dicirikan individu telah mampu memperlihatkan ketepatan dan kekonstanan gerakan yang baik, akan tetapi apabila situasi dan kondisi tempat dipersulit, kemampuan gerakan tidak stabil.

8. Bayangan dan program gerakan
Bayangan gerakan adalah bentuk konstruksi suatu gerakan yang berhasil dibangun oleh seseorang dalam pikirannya berdasarkan informasi yang diterima dan diolahnya. Sedangkan program gerakan merupakan rencana gerakan yang akan dilakukan oleh individu. Pada fase ini individu akan dapat dengan mudah membangun bayangan gerakan dan menyusun rencana gerakan karena individu telah memiliki simpanan-simpanan motorik yang cukup banyak dan bervariasi.

Minggu, 30 Desember 2012

Kopi (Manfaat)


Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوة‎ qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Pada jaman sekarang pun kopi masih dipercaya untuk membangkitkan energi dan kesadaran. Karena kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.

Kopi ditemukan di Afrika dan kemudian menyebar ke arab melalui laut tengah. Di arab penyajian kopi lebih berkembang yaitu dengan diambil inti sari kopi untuk dikonsumsi. Pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.

Secara umum, terdapat dua jenis kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Kopi arabika mempunyaki kualitas lebih baik dari robusta. Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Sedangkan kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.

Selain kedua jenis kopi di atas, ada juga yang namanya Kopi Luwak. Kopi luwak merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta. Kopi luwak sering disebut sebagai kopi yang paling berkualitas dan yang paling mahal. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik. Kopi luwak hanya terdapat di Indonesia.
Kopi dengan kandungan kafein yang terkenal tidak baik bagi kesehatan, tetapi kopi juga mempunyai manfaat untuk tubuh. Menurut Nurani (2012 dalam Okezone.com) menyebutkan manfaat kopi antara lain adalah:

Kopi cegah batu empedu
Peneliti Harvard pada 2002 menemukan bahwa wanita yang meminum sedikitnya empat cangkir kopi sehari berada pada risiko 25 persen lebih rendah dari batu empedu. Sebuah studi sebelumnya menemukan hasil yang serupa untuk pria.

Kopi mengurangi tingkat depresi
Menurut laporan 2011 di Archives of Internal Medicine, perempuan yang minum dua sampai tiga cangkir kopi setiap hari adalah 15 persen lebih mungkin mengembangkan depresi dan mereka minum empat cangkir sehari, 20 persen lebih rendah.

Kopi tingkatkan memori
Kopi dapat membantu tingkatan memori jangka panjang dan jangka pendek. Dalam sebuah studi 2005 disajikan di Masyarakat Radiologi Amerika Utara, para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi dua cangkir kopi berkafein meningkatkan memori jangka pendek.

Kopi cegah risiko kanker payudara
Konsumsi kopi telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara, prostat endometrium, dan kanker hati, dan mereka yang terkait dengan obesitas, estrogen, dan insulin. Sebuah studi 2008 di Swedia menemukan bahwa meminum setidaknya dua sampai tiga cangkir sehari dapat mengurangi risiko atau menunda timbulnya kanker payudara.

Kopi tingkatkan metabolisme tubuh
Sebuah studi pada 2006 menegaskan bahwa kopi bermanfaat meningkatkan metabolisme dan berlangsung lebih lama pada wanita ramping. Baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa biji kopi hijau diambil sebagai suplemen dapat meningkatkan berat badan, rata-rata 17 kilogram dalam orang dewasa selama periode 22 pekan. Para peneliti tidak berpikir itu adalah kafein, melainkan, asam chlorogenic, yang dapat mengurangi penyerapan glukosa.

Kopi kurangi risiko parkinson
The Journal of American Medical Association pada 2000 menemukan bahwa asupan kafein dapat mengurangi risiko menderita Parkinson. Sebuah studi 2010 menemukan bahwa minum dua sampai tiga cangkir kopi setiap hari bisa mengurangi hingga 25 persen risiko terserang penyakit.

Antioksidan dalam kopi melebihi sayur & buah
Peneliti Edward Giovannucci dari Harvard, dalam riset yang dipublikasikan dalam Epidemiologi Cancer, Biomarkers & Prevention mencatat bahwa kopi memiliki antioksidan lebih dari hampir semua jenis sayuran dan buah. Bahkan, sebuah studi 2005 menemukan bahwa kopi adalah sumber antioksidan nomor satu.

Kopi tingkatkan stamina
Sebuah penelitian pada 2008 menyimpulkan bahwa manfaat dari kafein dapat membantu atlet tampil lebih baik selama latihan beban, bahkan ketika kurang tidur.

Kopi dapat mengurangi rasa sakit kepala
Menurut Seimur Damond, M.D, dari Chicago’s Diamond Hadche Clinic. Bahwa kandungan kafein pada kopi dapat mengurangi derita sakit kepala. Penderita sakit kepala atau migran ringan terbukti dapat disembuhkan dengan meminum secangkir kopi pekat.

Kopi dapat mencegah timbulnya penyakit jantung atau stroke.
Kandungan yang terdapat dalam kopi dapat menghidarkan dari kita dari penyakit serangan jantung bahkan hingga stroke, hal tersebut diperkuat dengan adanya hasil penelitian dari sejumlah 83000 wanita dalam usia 24 tahun memiliki resiko 18% lebih rendah jika dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi kopi. Penelitian tersebut mereka meminum kopi 2-3 cangkir kopi dalam satu hari.

Kamis, 27 Desember 2012

Pengaruh Kekuatan Otot Tungkai dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Tembakan (shooting) Sepakbola



Seorang pemain sepakbola yang baik harus dapat memenuhi syarat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota tim kesebelasan, artinya sebagai individu ia harus memiliki kemampuan fisik dan tehnik yang sempurna, sedangkan sebagai anggota kesebelasan dengan kemampuannya ia harus dapat bekerjasama dengan pemain  lain guna membentuk suatu tim yang tangguh. Untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, harus dapat menguasai tehnik menendang (shooting) dengan baik, karena ditinjau dari tujuan utama permainan sepakbola adalah mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya agar tidak kebobolan. Untuk dapat menendang bola (shooting) dengan baik diperlukan kekuatan otot tungkai yang kuat dan konsentrasi yang baik. Dengan kekuatan otot tungkai yang kuat maka tendangan yang dihasilkan akan semakin keras dan tepat. Ketepatan tendangan dapat tercapai apabila seorang pemain sepakbola mempunyai konsentrasi yang baik.
Rumusan masalah penelitian ini 1) bagaimanakah hubungan antara pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap ketepatan menembak (shooting); 2) bagaimanakah hubungan antara pengaruh konsentrasi terhadap ketepatan menembak (shooting); 3) bagaimanakah hubungan antara pengaruh kekuatan otot tungkai dan konsentrasi terhadap ketepatan menembak (shooting). Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mencari hubungan antara pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap ketepatan menembak (shooting); 2) mencari hubungan antara pengaruh konsentrasi terhadap ketepatan menembak (shooting); 3) mencari hubungan antara pengaruh kekuatan otot tungkai dan konsentrasi terhadap ketepatan menembak (shooting). Sasaran penelitian ini adalah siswa SSB Petrokimia Gresik.
Metode dalam analisis ini menggunakan metode statistik deskriptif kuantitatif. Sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes kekuatan otot tungkai yang diukur dengan menggunakan alat Leg Dynamometer, tes konsentarasi yang diukur dengan menggunakan Grid Concentration Exercise, dan tes menembak bola ke gawang (shooting).
Rata-rata kekuatan otot tungkai siswa SSB Petrokimia kelompok usia 14-16 tahun sebesar 105,065 kg dengan simpangan baku sebesar 24,985. Rata-rata tingkat konsentrasi siswa SSB Petrokimia Gresik kelompok usia 14-16 tahun sebesar 9,871 dengan simpangan baku sebesar 3,538. Rata-rata kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) siswa SSB Petrokimia Gresik sebesar 62,807 dengan simpangan baku sebesar 4,199.
Besarnya hubungan kekuatan otot tungkai (X1) terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) sebesar 0,430 atau 18,49% dan signifikan 0,016 atau kurang dari α 0,05 sesuai dengan kriteria dapat dikatakan bahwa kekuatan otot tungkai (X1) berpengaruh positif secara individual terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) siswa SSB Petrokimia Gresik kelompok usia 14-16 tahun adalah signifikan. Besarnya hubungan konsentrasi (X2) terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) sebesar 0,732 atau 53,58% dan signifikan 0,000 atau kurang dari α 0,05 sesuai dengan kriteria dapat dikatakan bahwa konsentrasi (X2) berpengaruh positif secara individual terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) siswa SSB Petrokimia Gresik kelompok usia 14-16 tahun adalah signifikan.
Besarnya hubungan variabel kekuatan otot tungkai (X1) dan konsentrasi (X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) adalah sebesar 0,577 atau 60,5% harga F.hitung (21,48) > F.tabel (3,33) sesuai dengan kriteria dapat dikatakan bahwa besarnya hubungan antara kekuatan otot tungkai (X1) dan konsentrasi (X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan menembak bola ke gawang (shooting) (Y) siswa SSB Petrokimia Gresik kelompok usia 14-16 tahun adalah signifikan.

Fase Belajar Motorik Tingkat Pertama


Mauludin; Oce Wiriawan; Perkuliahan Pascasarjana Unesa

Fase belajar motorik tingkat pertama merupakan tahapan belajar yang menggambarkan penguasaan kemampuan dan keterampilan motorik individu secara kasar dalam pelaksanaan gerakan-gerakan olahraga. Yang dimaksud secara kasar adalah dapat diidentifikasi dari gerakan-gerakan masih bisa dilakukan bila kondisi dan situasi tempat pelaksanaan gerakan cukup membantu, gerakannya masih dalam bentuk yang sederhana, penggabungan beberapa gerakan menjadi serangkaian gerakan belum dapat dilaksanakan, kemampuan dalam menerima, mengartikan, dan mengolah informasi masih sangat terbatas.

Ciri-ciri khusus fase belajar motorik Tingkat Pertama dapat diidentifikasi dari:

1. Struktur gerakan
Struktur gerakan yang diperlihatkan masih dalam bentuk kasar (terputus-putus, tertunda-tunda, adanya gerakan-gerakan yang berlebihan). Kesalahan-kesalahan yang terjadi merupakan sesuatu yang wajar.

2. Irama gerakan
Penguasaan irama gerakan bagi individu yang berada pada fase keterampilan motorik tingkat pertama ini masih sangat belum sempurna. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Individu yang belajar belum memiliki pengalaman dan simpanan.
b. Belum dapat mengatur dan mengimpulskan tenaga sesuai dengan kebutuhan otot-otot yang bekerja.

3. Hubungan gerakan
Hubungan dari bagian-bagian gerakan dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh lain masih belum terkoordinir dengan baik.

4. Luas gerakan
Individu dalam pemakaian ruangan pelaksanaan gerakan tidak seimbang (kadang terlalu besar kadang terlalu kecil).

5. Kelancaran gerakan
Perubahan kecepatan dan percepatan gerakan sering terjadi secara tiba-tiba dan berulang kali. Jalannya gerakan masih sering tersendat-sendat.

6. Kecepatan gerakan

Individu masih belum memiliki kecepatan gerakan yang baik. Gerakannya masih bersifat lamban dan kaku.

7. Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Kekonstanan gerakan yang dimiliki oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama ini boleh dikatakan tidak ada karenakemampuan yang dimiliki belum stabil atau belum dapat diukur.

8. Bayangan gerakan

Bayangan gerakan yang berhasil dibangun masih kurang lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Ketidak lengkapan informasi yang diterima
b. Ketidak mengertinya individu terhadap informasi-informasi yang diterima
c. Kurangnya pengalaman gerak
d. Salah mengerti terhadap informasi.

9. Program gerakan
Program gerakan masih memuat komponen-komponen gerakan yang bersifat umum atau yang penting-penting saja dan belum terperinci.

Definisi Belajar Motorik

Supriyanto Kadir; Hendra Mashuri; SSFC Unesa


Belajar adalah perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja dan relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Belajar mempunyai sifat antara lain:
1. Perilaku dikembangkan dengan sengaja melalui latihan.
2. Perubahan yang membuat seseorang semakin terampil dalam melaksanakan tugas.
3. Hasil langsung dari praktek atau pengalaman.
4. Tidak dapat diukur secara langsung.
5. Menghasilkan perubahan yang relatif permanen.

Sedangkan motorik adalah pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Motorik mempunyai sifat antara lain:
1. Keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia.
2. Tidak bisa diamati secara langsung.
3. Penyebab terjadinya gerak.

Dari dua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar motorik adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Belajar motorik mempunyai sifat-sifat diantaranya adalah:
• Sebuah proses kejiwaan yang bersifat individual.
• Hasil langsung dari latihan dan adanya perubahan.
• Perubahan sebagai hasil belajar berupa kemampuan baru yang berlaku dalam waktu relatif permanen.
• Belajar motorik tak teramati secara langsung.
• Peristiwa itu hanya bisa dilihat dari perilaku atau kinerja seseorang.
• Belajar motorik menghasilkan kebiasaan.

Rabu, 26 Desember 2012

Pukulan Forehand Tenis

Pukulan Forehand (Roetert, P. 2011: 5)

Pukulan forehand merupkana stroke yang paling umum dipakai dalam tenis (Lardner, 2000: 31). Di dalam bermain tenis pukulan forehand merupakan salah satu tehnik dasar dalam bermain tenis yang membutuhkan komponen kekuatan otot lengan, karena komponen kekuatan merupakan kemampuan gerak dasar fisik atau aktivitas fisik manusia. Dalam pelaksanaanya forehand untuk dapat memukul bola melewati net dari daerah baseline dan bola yang harus dipukul jatuh di daerah baseline lapangan diperlukan kemampuan fisik tertentu yaitu kekuatan tangan dan kekuatan lengan untuk mengayunkan raket. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellenbecker (1995) dalam Renstrom (2002: 117) pergelangan tangan dan lengan bawah menunjukkan 20-30% kekuatannya lebih besar pada lengan yang dominan untuk fleksor dan ektensor pada saat memukul bola tenis. Sehingga dalam belajar tenis kekuatan harus diarahkan pada lengan, tangan, pergelangan tangan dan bahu, untuk meningkatkan ke efektipan pukulan-pukulan dalam bermain. Pelatihan kekuatan pada, lengan dan pergelangan tangan merupakan faktor penting dalam bermain tenis karena berbagai pukulan yang dilakukan secara berulang-ulang hal ini tergantung dari kuatnya otot yang berkontraksi (Renstrom, 2002: 117) 

Pukulan forehand merupakan pukulan yang paling sering dan mudah dalam pelaksanaannya, Pukulan Forehand bergantung pada, otot bisep pectorals dan otot deltoids untuk menentukan kerasnya pukulan dalam bermain tenis. Seorang elit tenis dari Australia (Roetert, P. 2011: 116) mengatakan bahwa In the modern game of tennis, as much as 75 percen of all shots are forhand and sevice using the beceps muscle. Sedangkan lengan bawah dan pergelangan tangan mengikuti gerakan pada saat memukul bola, pukulan ini tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak pukulan forehand yang meleset dalam sebuah pertandingan ataupun pada proses latihan. Keberhasilan dalam melakukan forehand masih membutuhkan penggunaan tehnik yang tepat untuk memaksimalkan tembakan tersebut serta kekuatan otot lengan untuk memperoleh kecepatan bola ke daerah lawan pukulan forehand adalah pukulan yang paling dasar dan paling mudah diajarkan dalam tenis lapangan. Pukulan Forehand dilakukan dengan telapak tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan dan posisi raket berada pada samping kanan badan. 

Pukulan forehand dilakukan dengan posisi lengan kanan saat memukul bola berada disebelah bahu kiri dan kaki kanan berada di depan kaki sebelah kiri, bagi pemain kidal posisi lengan berada pada bahu sebelah kanan, demikian pula sebaliknya bagi pemain kidal. Hal ini di perjelas Jim Bron (2002) dalam Roetert (2011:5) mengatakan bahwa: Pukulan forehand dilakukan dengan cara mengayunkan raket ke belakang dalam arah paralel garis lurus ke lapangan atau dalam bentuk agak memutar ke posisi dimana raket berada agak di bawah pinggang dan menunduk. 

Anatomy Forehand (Roetert, P. 2011) 

Prosedur pelaksanaan pukulan forehand (http://prasoo.wordpress.com) 

Prosedur pelaksanaan pukulan forehand: 

1. Gerakan dimulai dari pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan tempatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul tenis dengan grip continental (Gambar 1) atau eastern adalah pada daerah di depan badan, disekitar bawah perut. 

2. Kemudian raket diayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan, tangan yang tidak memegang raket kedepan, kaki kiri maju kedepan dan badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance (Gambar 2 dan 3) 

3. Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang dikehendaki, kemudian raket diayunkan kedepan menuju titik kontak antara bola dan raket (Gambar 4) 

4. Raket kontak dengan bola dan usahakan bola berada pada sweetsport dari raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut (Gambar 5) 

5. Setelah terjadi kontak maka kita melakukan followthrough dengan cara raket tetap diayunkan hingga melintasi badan kita kearah kira-kira jam 11 (Gambar 6) 

Sabtu, 22 Desember 2012

Olahraga Tenis



Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan dari segala tingkatan usia. Bahkan juga dapat dilakukan oleh penyandang cacat dengan tenis khusus bagi mereka. Oleh karena itu tenis cukup mempunyai banyak penggemar dan bagi yang menggelutinya. Menurut Lardner (2000: iii) tenis merupakan latihan yang istimewa, karena latar belakang dan tradisinya tenis mengajarkan etika, sikap mental positif serta penghargaan terhadap aturan-aturan. Permainan ini dilakukan di atas lapangan berbentuk empat persegi yang dipisahkan oleh net, panjang lapangan 23,77m dan lebar 10,97m untuk pemain ganda (double) dan 8,23m untuk permainan satu lawan satu (single). Lapangan tenis lapangan terbuat dari semen, tanah dengan campuran pasir halus (gravel), bahkan dapat dimainkan di atas tanah yang dilapisi batu bata halus. 

Gambar Lapangan tenis 

Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harry Gem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon (Wikipedia, 2012: 2)

Dalam bermain tenis dibantu oleh sebuah raket untuk menjalankan bolanya ke daerah lawan. Prinsip dasar dalam bermain tenis adalah memukul bola sebelum atau sesudah memantul dilantai melewati atas net dan masuk ke dalam lapangan permainan lawan. Jadi dapat dikatakan bahwa permainan tenis adalah olahraga yang dilakukan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan meggunakan bola kecil untuk dipukul dengan raket hingga melewati net dan masuk ke daerah lapangan lawan, raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio dan Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris Sporting Magazine menamakan permainan ini sebagai tenis lapangan (lawn tennis). Dalam buku Book of Games And Sports, yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai tenis panjang. Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas yang terkenal di zaman Ratu Victoria, lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa (Wikipedia, 2012: 2) 

Dalam bermain tenis ada beberapa tehnik dasar yang harus dikuasi oleh seorang pemain seperti service, forehand, backhand dan smash, menurut Wikipedia ( 2012: 3) tehnik-tehnik dasar yang harus dikuasai dalam bermain tenis : 1) Forehand : sebuah pukulan dimana telapak tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan. 2) Backhand: sebuah pukulan dimana punggung tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan. 3) Smash: sebuah pukulan keras yang menghantam sebuah bola tanpa menyentuh tanah di atas kepala dan diarahkan ke lapangan sang lawan. 4) Volley: pukulan forehand atau backhand sebelum bola memantul dilapangan. 5) Service: pukulan pertama yang diberikan untuk menandai berlangsungnya suatu permainan.

Kamis, 20 Desember 2012

Pengertian Pembelajaran


Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya. Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Selanjuntnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa: 

Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (1) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii) memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer. 

Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang “penyampai bahan”, atau “penyaji materi”, melainkan sekedar media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran. Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan otoaktivitas siswa selaku pebelajar. Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut: 

Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar. 

Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Rabu, 19 Desember 2012

Manajemen Sekolah

Manajemen adalah penggunaan efektif sumber-sumber tenaga manusia dan bukan manusia serta bahan-bahan materiil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan (Suryosubroto, 2004:5). Manajemen terdapat dalam sebuah keorganisasian yang mempunyai sebuah tujuan tertentu. Manajemen berguna untuk mengatur keteraturan dan mempermudah dalam pencapaian sebuah tujuan. Manajemen dan organisasi terdapat pada semua tingkat, lapangan, dan jenis kegiatan kerja sama manusia. Manajemen mempunyai kebijakan-kebijakan, pusat pengarahan, organisasi yang bersifat struktural, metode pelaksanaan pekerjaan, sarana integrasi, dan koordinasi yang lengkap serta kemampuan yang cukup untuk selalu menyesuaikan diri kepada keadaan lingkungan yang dinamis.
Mulyasa (2003:39) mengatakan bahwa manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Dengan kata lain sekolah merupakan salah satu bentuk untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional. Setiap sekolah mempunyai strategi-strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan nasional. Strategi-strategi tersebut tergantung dari lingkungan sekolah, misalnya sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Jadi perencanaan manajeman sekolah sangat diperlukan agar tidak ada kendala yang terjadi dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan manajemen sekolah, Mulyasa (2003:42) mengatakan bahwa perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
Unsur personal dalam lingkungan organisasi sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf karyawan sekolah, guru, dan murid. Selain itu sekolah ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Unsur-unsur sekolah tersebut berguna untuk memilah-milah tugas, pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah, dan tanggung jawab dengan maksud menempatkan hubungan tugas dan tanggung jawab untuk menuju ke arah tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah, sehingga kepala sekolah berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah, kepala sekolah berkedudukan di tempat paling tinggi. Kepala sekolah dalam usahanya mewujudkan tujuan sekolah dibantu oleh wakil-wakil kepala sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing untuk melaksanakan tugasnya dan membentuk wewenang serta untuk pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi sekolah, semua unsur personal sekolah akan mengetahui tugas dan wewenang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tugas guru, dan tugas karyawan sekolah.
Dalam urusan administrasi sekolah, kepala sekolah dibantu oleh staf karyawan sekolah. Untuk urusan kegiatan belajar mengajar, guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung berinteraksi dengan murid. Hal ini ditegaskan oleh Suryosubroto (2008:86) bahwa personil sekolah tentu saja meliputi unsur guru sebagai tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif.
Dalam pelaksanaan manajemen sekolah perlu adanya pengawasan agar tujuan pendidikan nasional bisa tercapai. Pengawasan pelaksanaan manajemen sekolah biasanya dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh wakasek. Dalam usaha pengawasan agar tujuan pendidikan sekolah bisa terwujud perlu pembagian tugas dari wakasek. Untuk itu wakasek dibagi sesuai urusan yang ada di sekolah agar dalam usaha pengawasannya mudah.

Senin, 17 Desember 2012

Hakikat Pelatihan


Pelatihan merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mempersiapkan atlet untuk mencapai atau meningkatkan prestasi. Coaching adalah satu proses pemberian pola, aturan, dan pengertian untuk belajar dalam kondisi yang baik (Hadisasmita, 1996: 23). Dalam kondisi yang baik atlet akan dapat melakukan kegiatan latihan dengan baik hingga pada suatu saat akan terjadi perubahan perilaku yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Melalui latihan, seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Dengan kata lain, latihan merupakan usaha untuk mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai atlet. 

Pelatihan juga didefinisikan suatu proses yang berurutan dan berulang-ulang dalam melakukan latihannya. Hal ini senada dengan Harsono (1982 dalam Harsono, 1988: 101) yang menyatakan bahwa pelatihan juga didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah beban pelatihannya ataupun pekerjaannya. Proses yang sistematis adalah proses yang berurutan dalam melakukan proses pelatihan sesuai dengan program latihan.

Tujuan utama pelatihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin dan juga untuk perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Sedangkan tujuan pelatihan fisik untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuaan kinerja fisik (Rosmawati, 2007: 172). Menurut Bompa (2009: 30) tujuan utama pelatihan yaitu meningkatan kapasitas kerja atlet, keefektifan keterampilan, dan kualitas psikologi untuk meningkatkan performa dalam kompetisi. 

Pada intinya tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal demi prestasi yang akan diraih. Secara fisiologis dapat dikatakan tujuan pelatihan adalah untuk perbaikan sistem organisme tubuh. Selain dari segi fisiologis, pelatihan juga dapat meningkatkan kualitas psikologi atlet dalam peningkatan performa selama kompetisi.  Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama pelatihan adalah untuk mencapai prestasi yang maksimal. Demi tercapainya tujuan dari pelatihan tersebut, maka dalam penyusunan program pelatihan harus melihat prinsip-prinsip pelatihan agar prestasi yang ingin diraih cepat meningkat. 

Modifikasi Pliometrik Depth Jump terhadap Power Explosive



Salah satu komponen fisik yang berperan vital dalam olahraga seperti bolabasket dan bolavoli adalah daya ledak otot tungkai. Maka daripada itu perlu ada pelatihan yang dikhususkan pada daya ledak otot tungkai. Pliometrik depth jump merupakan pelatihan yang menggunakan box setinggi 20-80 cm dan menggunakan beban sendiri untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai yang ditunjukkan dalam vertical jump oleh pemain bolabasket dan bolavoli. Untuk menghasilkan daya ledak yang lebih besar, maka perlu ada modifikasi dengan memberikan tekanan yang lebih pada otot-otot yang terlibat. Modifikasi tersebut adalah dengan menambahkan tinggi box menjadi 90cm, 100cm, dan 110cm.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketiga modifikasi pliometrik depth jump dan membandingkan pengaruh ketiga modifikasi pliometrik depth jump tersebut. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan subjek penelitian adalah peserta ekstrakurikuler bolabasket berjumlah 18 siswa dan peserta ekstrakurikuler bolavoli berjumlah 22 siswa. 40 subjek penelitian kemudian dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok depth jump box 90, depth jump box 100, depth jump box 110, dan kontrol). Dilakukan tes dan pengukuran untuk mengetahui daya ledak otot tungkai tiap siswa sebelum dan sesudah pemberian treatment. Analisis data dengan menggunakan Uji-t dan Anava yang diteruskan ke penghitungan Scheffe.
Hasil dari penelitian ini adalah modifikasi pliometrik depth jump box 90 dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai sebesar 6,06% dengan nilai =12,710 (p=0,05). Modifikasi pliometrik depth jump box 100 dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai sebesar 8,41% dengan nilai =16,293 (p=0,05). Modifikasi pliometrik depth jump box 110 dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai sebesar 10,11% dengan nilai =14,392 (p=0,05). Depth jump box 110 mempunyai pengaruh paling besar terhadap daya ledak otot tungkai dibandingkan dengan modifikasi depth jump box 90 dan depth jump box 100.

Minggu, 09 Desember 2012

Teknik Shooting Bolabasket


1. Pandangan
Pada saat akan menembak ke sasaran, pusatkan mata pada titik sasaran, bisa dibagian belakang dari ring, atau tepat pada sisi muka lingkaran bagian depan, atau pada samping papan. Konsentrasi pada titik sasaran dan jangan mengikuti gerakan bola atau tangan penjaga. Konsentrasi pada titik sasaran dapat mengurangi gangguan seperti : teriakan, tangan lawan atau pelanggaran.

2. Keseimbangan
Keseimbangan memberikan tenaga dan kontrol irama tembakan. Posisi kaki adalah dasar keseimbangan dan menjaga kepala segaris dengan kaki sebagai kontrol keseimbangan. Tekuk kaki, ini akan memberikan tenaga penting untuk tembakan, terutama bagi pemain pemula.

3. Posisi Tangan
Tempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola, berat bola seimbangkan oleh dua jari yaitu jari manis dan kelingking. Tempatkan tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari telunjuk di titik tengah dan bola dilepaskan dari jari telunjuk. Menempatkan tangan yang menembak tepat di belakang bola dan menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola supaya menjaga keseimbangan.

4. Persejajaran Siku Bagian Dalam
Pegang bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu, pertahankan siku-siku tetap di dalam saat siku anda di dalam, bola sejajar dengan basket, tekuk siku lengan saat memutar lengan bagian bawah dan pergelangan keluar dan ke atas, sehingga bola berada di atas telapak tangan dan di atas bahu dengan pergelangan tangan mengarah ke belakang. Bahu adalah sebagai engsel, siku lengan mengarah ke ring basket dan antara lengan bawah dan telapak tangan membentuk huruf “L” jika dilihat dari samping. Siku lengan berada di sisi dalam dan mengarah ke ring basket.

5. Irama Menembak
Irama menembak adalah sinkronisasi/ keterpaduan antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan, dan jari tangan saat melakukan tembakan. Jump shot harus disertai lompatan dan kemudian pada puncak lompatan tembakan bola dengan lengan, pergelangan dan jari dengan seluruh tenaga. Angkat bola secara serentak dengan kaki, punggung dan bahu anda seakan melayang di udara ketika melepaskan bola.

6. Follow-Through
Follow-through sangat penting untuk memperoleh putaran bola yang baik. Dengan follow-through yang baik, telapak tangan akan menghadap ke bawah ke arah lantai. Pertahankan pandangan pada sasaran dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow-through sampai bola menyentuh ring lalu bersikap kembali untuk rebound atau masuk pada posisi bertahan.

Prosedur Pelaksanaan Bleep Test (MFT)



Prosedur pelaksanaan tes bleep adalah sebagai berikut.
  1. Tes bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik, yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut. 
  2. Waktu setiap level 1 menit. 
  3. Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali bolak-balik. 
  4. Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali bolak-balik. 
  5. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9 kali bolak-balik, dan seterusnya. 
  6. Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan terdengar tanda bunyi 1 kali.
  7. Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan aba-aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki melewati garis batas. 
  8. Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah sebaliknya.
  9. Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut. 
  10. Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down.

Bola Tangan (Pengertian dan Teknik Dasar)



Bola tangan merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan (Mahendra, 2000). Permainan ini hampir sama dengan permainan bola basket, akan tetapi permainan ini menggunakan gawang futsal untuk mencetak poin. Dapat dikatakan permainan ini merupakan kombinasi antara permainan basket dan futsal. Dalam permainan ini bola dapat dilempar, dipantulkan, atau ditembakkan. Tujuan dari permaian ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah agar tim lawan tidak dapat memasukkan bola ke gawang sendiri (Mahendra, 2000).

Bola tangan dibedakan menjadi dua macam permainan yaitu bola tangan outdoor dan indoor. Pada permainan handball outdoor, menggunakan 11 pemain termasuk dengan kipernya. Sedangkan pada handball indoor menggunakan 7 pemain termasuk dengan kipernya. 

Keterampilan dasar permainan bola tangan wajib dimiliki oleh setiap pemain bola tangan. Mahendra (2000) menyebutkan keterampilan teknik dasar yang wajib dikuasai oleh setiap pemain bola tangan, yaitu:

1. Passing (mengumpan)
a. Dua tangan (two hand)
1) Chest pass
Chest pass merupakan passing yang umum dilakukan pada permainan ini. Umpan ini difokuskan dari dada ke dada teman. Chest pass merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bol tangan.

2) Overhead pass
Overhead pass merupakan passing yang dilakukan dari atas kepala dengan tujuan untuk menghindari jangkauan atas lawan. Passing ini juga merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bola tangan.

3) Underhand/bounce pass
Underhand pass merupakan passing yang dilakukan dari sekitaran bawah lengan. Passing ini bertujuan untuk menghindari jangkauan lawan. Passing ini juga merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bola tangan.

b. Satu tangan (one hand)
1) Javeline/baseball pass
Javeline pass pelaksanaannya harus dilakukan dengan mengikuti prinsip maximum time-distance, yaitu lemparan harus dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya dengan jarak yang jauh dan membutuhkan sikap lemparan yang maksimum.

2) Side pass
Side pass merupakan passing dengan menggunakan satu tangan dan dilakukan pada samping tubuh pemain. Passing ini berguna untuk mengecoh atau menipu lawan.

3) Reverse pass
Reverse pass merupakan passing dengan melewatkan bola darri belakang tubuh pemain. Passing ini untuk mengecoh atau menipu lawan.

2. Dribble (menggiring)
Dribble merupakan keterampilan yang cukup sulit karena memerlukan koordinasi mata-tangan yang tinggi. Pelaksanaan pantulan antara dribble di tempat dan dribble bergerak memerlukan pentesuaian gaya dan sikap tubuh.

3. Shooting (menembak)
Shooting merupakan lemparan yang bertujuan untuk mencetak poin. Teknik dasar ini sangat vital dalam permainan bola tangan. Maka daripada itu banyak macam-macam shooting yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemain saat akan mencetak poin. Macam-macam shooting adalah sebagai berikut:
a. The standing throw shot
b. The jump shot
c. The dive shot
d. The fall shot
e. The side shot
f. The flying shot
g. The reverse shot

Sabtu, 08 Desember 2012

Fase-fase Perkembangan Motorik Manusia



Perkembangan manusia merupakan proses dimana manusia itu mengalami peningkatan jasmani dan rohani. Proses peningkatan tersebut mempunyai tahapan-tahapan atau fase-fase yang digunakan untuk mengidentifikasi ciri perkembangan manusia. Banyak pakar membagi tahapan/fase perkembangan ke dalam beberapa bentuk berdasakan ciri-ciri khusus pada tiap fase perkembangan. Payne dan Isaacs (1999) membaginya dalam tahapan sebagai berikut :

Prenatal : Sejak konsepsi samai kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan (PZ, 2009).
- awal : Saat pembuahan sampai 2 minggu. 
- embrio : 2 sampai 8 minggu
- janin : 8 minggu sampai kelahiran

Neonatal : Sejak lahir sampai usia 22 hari. Neonatal atau neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar bayi sampai dengan usia 22 hari. Dalam fase ini terjadi perubahan yang sangat besar yaitu pematangan organ hampir pada semua sistem (Zuama, 2012). 

Bayi : Sejak lahir sampai usia satu tahun. Bayi merupakan periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Pada usia 6 bulan, gigi pertama bayi akan tumbuh yang disebut gigi susu. Setelah sekitar usia 6 tahun, gigi susu akan tanggal secara bergantian dan digantikan oleh gigi tetap. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan belajar duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Otak tumbuh membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan berbicara sekitar usia satu tahun.

Tooddlerhood : Satu sampai empat tahun. 

Kanak-kanak awal : Empat sampai tujuh tahun.

Kanak-kanak tengah : Tujuh sampai sembilan tahun.

Kanak-kanak akhir : Sembilan sampai 12 tahun.

Remaja : 12 sampai 20 tahun (laki-laki) dan 10 sampai 18 tahun (Perempuan).

Dewasa awal : 20 sampai 40 tahun.

Dewasa tengah : 40 sampai 60 tahun.

Dewasa akhir : 60 tahun sampai kematian.