Rabu, 19 Desember 2012

Manajemen Sekolah

Manajemen adalah penggunaan efektif sumber-sumber tenaga manusia dan bukan manusia serta bahan-bahan materiil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan (Suryosubroto, 2004:5). Manajemen terdapat dalam sebuah keorganisasian yang mempunyai sebuah tujuan tertentu. Manajemen berguna untuk mengatur keteraturan dan mempermudah dalam pencapaian sebuah tujuan. Manajemen dan organisasi terdapat pada semua tingkat, lapangan, dan jenis kegiatan kerja sama manusia. Manajemen mempunyai kebijakan-kebijakan, pusat pengarahan, organisasi yang bersifat struktural, metode pelaksanaan pekerjaan, sarana integrasi, dan koordinasi yang lengkap serta kemampuan yang cukup untuk selalu menyesuaikan diri kepada keadaan lingkungan yang dinamis.
Mulyasa (2003:39) mengatakan bahwa manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Dengan kata lain sekolah merupakan salah satu bentuk untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional. Setiap sekolah mempunyai strategi-strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan nasional. Strategi-strategi tersebut tergantung dari lingkungan sekolah, misalnya sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Jadi perencanaan manajeman sekolah sangat diperlukan agar tidak ada kendala yang terjadi dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan manajemen sekolah, Mulyasa (2003:42) mengatakan bahwa perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
Unsur personal dalam lingkungan organisasi sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf karyawan sekolah, guru, dan murid. Selain itu sekolah ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Unsur-unsur sekolah tersebut berguna untuk memilah-milah tugas, pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah, dan tanggung jawab dengan maksud menempatkan hubungan tugas dan tanggung jawab untuk menuju ke arah tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah, sehingga kepala sekolah berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah, kepala sekolah berkedudukan di tempat paling tinggi. Kepala sekolah dalam usahanya mewujudkan tujuan sekolah dibantu oleh wakil-wakil kepala sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing untuk melaksanakan tugasnya dan membentuk wewenang serta untuk pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi sekolah, semua unsur personal sekolah akan mengetahui tugas dan wewenang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tugas guru, dan tugas karyawan sekolah.
Dalam urusan administrasi sekolah, kepala sekolah dibantu oleh staf karyawan sekolah. Untuk urusan kegiatan belajar mengajar, guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung berinteraksi dengan murid. Hal ini ditegaskan oleh Suryosubroto (2008:86) bahwa personil sekolah tentu saja meliputi unsur guru sebagai tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif.
Dalam pelaksanaan manajemen sekolah perlu adanya pengawasan agar tujuan pendidikan nasional bisa tercapai. Pengawasan pelaksanaan manajemen sekolah biasanya dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh wakasek. Dalam usaha pengawasan agar tujuan pendidikan sekolah bisa terwujud perlu pembagian tugas dari wakasek. Untuk itu wakasek dibagi sesuai urusan yang ada di sekolah agar dalam usaha pengawasannya mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar